Bagaimana Sukses Sampai menghasilkan Dollar ! Akan Saya Bocorkan Untuk Anda Sekarang !

ADSENSE link unit (728 X 15px) SPACE

Bagaimana Sukses Mendapatkan Penghasilan Tambahan Sebagai Affiliate Marketer Dari Clickbank Dengan Benar Klik Disini

Kamis, 01 September 2011

Kedekatan Antara ISLAM dan KRISTEN

Posted on 29 August 2011.

Kedekatan Antara ISLAM dan KRISTEN

Kristen

Pada mulanya agama Islam adalah agama orang Arab. Muhammad (± 570-632: hijrah 622) adalah orang Arab. warga salah satu suku Arab, yang tidak lagi menerima agama suku Arab. la telah berkenalan dengan agama-agama monoteis, Yahudi dan Kristen, dan menurut kesaksian Al Quran ia terkesan khususnya oleh agama Kristen. Mulai tahun 610 ia menyerukan kepada orang-orang Arab agar mereka membuang berhala dan percaya kepada Tuhan yang Esa, Allah. Dengan demikian muncullah agama monoteis yang lain lagi, yang disebut agama Islam. Dengan demikian diberikannya pegangan baru kepada suku-suku Arab, sekaligus mempersatukan suku-suku ini. Adalah fakta sejarah bahwa munculnya agama Islam tidak terlepas dari kehadiran agama Kristen (dan Yahudi) di Jazirah Arab dan di wilayah di sebelah utara dan barat. Sejak permulaannya, agama Islam sangat dekat dengan agama Kristen.

Agama-agama monoteis yang mengesankan Muhammad dan orang Arab lainnya adalah agama Yahudi dan agama Kristen. Di kota-kota Arabia Barat, seperti Mekkah dan Madinah, tinggal banyak orang Yahudi dan juga orang-orang Kristen.’ Juga di pantai Selatan (Yaman, Oman) ada kelompok orang Kristen, yang jauh lebih besar, di samping sejumlah besar orang Yahudi. Orang-orang Kristen di sana terdiri antara lain dari para pendatang dari Etiopia (Abesinia). Pada tahun 616 sekelompok pengikut Muhammad mengungsi ke Ethiopia karena penghambatan di Mekkah dan disambut dengan baik di situ. Maka tidak mengherankan kalau dalam Al Quran terdapat beberapa istilah keagamaan yang berasal dari bahasa Etiopia (antara lain “mimbar”).

Di sebelah utara, beberapa suku Arab asli telah masuk Kristen, misalnya Bani Ghasan. Di daerah itu juga terdapat banyak biara dan orang-orang pertapa. yang sangat dihormati orang. Banyak orang Arab, termasuk Muhammad sendiri, mengadakan perjalanan ke Syria dan dengan demikian berkenalan dengan agama Kristen.

Arabia memang berbatasan dengan wilayah yang disebut “Syria”, yang dikuasai oleh kekaisaran Romawi Timur, dan dengan kerajaan Persia, yang meliputi wilayah Iran dan Irak sekarang. Pada zaman itu, apa yang disebut “Syria” mencakup tidak hanya wilayah negara Syria yang sekarang. tetapi juga wilayah Libanon, Israel, Yordania, Turki Tenggara, sebagian Irak dan padang pasir Arabia Utara. Ibu kotanya ialah Antiokhia; kota-kota lain yang penting ialah Damsyik dan Edessa (sekarang Urfa, di Turki Selatan), yang merupakan pusat kebudayaan termasuk kebudayaan Kristen. Daerah Syria ini adalah daerah Kristen. Kita tahu bahwa Muhammad sendiri juga pergi ke Syria untuk berdagang dan di sana berkenalan dengan agama Kristen.

Di sini bukan tempat untuk membicarakan apa yang persis diketahui oleh Muhammad mengenai agama dan teologi Kristen. Itu merupakan pokok Islamologi. Yang penting di sini, agama Kristen yang diketahui Muhammad adalah agama Kristen sebagaimana terdapat di Syria. Orang-orang Kristen yang dijumpainya adalah orang Syria, anggota gereja-gereja yang terdapat di sana.

Selain itu, Syria, dengan Persia dan Mesir, merupakan daerah-daerah pertama yang diserbu oleh orang Arab ketika mereka mulai menaklukkan dunia di luar Jazirah Arab. Oleh sebab itu, sebaiknya kita mempelajari sedikit gereja-gereja di sana, mulai dengan Syria.

Tadi telah dikatakan bahwa Syria merupakan sebuah provinsi kekaisaran Romawi Timur, dengan ibukota Konstantinopel atau Byzantium, sehingga juga disebut kekaisaran Byzantin. Hal itu tidak berarti bahwa agama Kristen di Syria sama saja dengan agama Kristen Ortodoks di Konstantinopel. Sejarah Kekristenan di Syria sangat rumit, sama seperti sejarah politik daerah itu. Demi pengertian yang tepat mengenai sejarah politik Syria, perlu diketahui bahwa daerah itu termasuk kekaisaran Romawi.

Selain itu Syria merupakan juga daerah perbatasan antara kekaisaran Byzantium dan kerajaan Persia, sehingga menjadi daerah rebutan antara kedua negara itu. Keadaan ini khususnya berlaku tentang bagian timur provinsi Syria. Itulah sebabnya sejarah gereja Syria berhubungan tidak hanya dengan Konstantinopel, tetapi juga dengan Persia.

Status Syria sebagai daerah taklukan juga sangat mempengaruhi sejarah gereja di sana. Kebudayaan kekaisaran Romawi Timur adalah kebudayaan Yunani (Helenisme), yang kemudian dikristenkan. Gereja Ortodoks Timur, yang mempunyai pusat rohani di Konstantinopel, dengan pusat-pusat lainnya di Aleksandria, Antiokhia dan Yerusalem, adalah gereja yang Helenis, yang berbahasa Yunani. Akan tetapi, di Syria kebudayaan dan agama Kristen Helenis ini merupakan barang impor, yang hanya mempengaruhi lapisan atas masyarakat yang berbahasa Yunani, yaitu terutama orang Yunani yang datang ke Syria sebagai transmigran atau pegawai kekaisaran. Gereja Ortodoks adalah gereja elit, gereja penjajah, yang kedudukannya dapat dibandingkan dengan kedudukan Gereja Protestan di Indonesia pada zaman Belanda. Oleh sebab itu orang Kristen Ortodoks disebut “orang-orang Melkit” (dari kata bahasa Syria malka, bandingkan bahasa Ibrani melek, yang berarti raja, jadi “orang-orang kaisar”), yang berkiblat pada Konstantinopel, kota kekaisaran.

Selain orang-orang Helenis yang berbahasa Yunani, ada bangsa-bangsa asli, yaitu bangsa-bangsa Semit. Mereka mempunyai bahasa-bahasa tersendiri, yang termasuk rumpun bahasa yang sama seperti bahasa Ibrani dan Arab. Bahasa utama di Syria ialah bahasa Syria, yang sebenarnya merupakan bahasa kota Edessa, pusat kebudayaan (istilah teknis: West Aramaic), tetapi kemudian menjadi wahana ilmu pengetahuan dan kesusasteraan. Bangsa-bangsa asli tersebut juga masuk Kristen, tetapi kekristenan mereka mempunyai corak tersendiri. Secara teologis mereka ortodoks. Akan tetapi, mereka lebih menekankan askese (pertapaan) sebagai cara hidup Kristen yang sesungguhnya dibandingkan kaum Kristen Yunani.

Pertikaian tentang kristologi sangat mempengaruhi daerah Syria. Dalam abad ke-4 timbullah kristologi aliran Antiokhia, yang menegaskan jarak antara tabiat ilahi Kristus dan tabiat manusiawi-Nya. Nestorius (f 385- +451, patriarkh Konstantinopel 428-431) mengembangkan kristologi itu lebih jauh. Konsili Chalcedon (451) menolak ajaran Nestorius, yang terlalu memisahkan kedua tabiat Kristus, maupun ajaran Cyrillus, yang tidak cukup membedakan kedua tabiat sehingga kelihatan satu (monofisitisme). Di Syria timbul perlawanan sengit terhadap keputusan Chalcedon. Banyak biarawan serta petapa dan juga rakyat asli menentang kristologi orang-orang Yunani dengan latar belakang filsafatnya karena mereka menganggapnya sebagai tindakan membagi-bagikan, bahkan menyobek Sang Penebus menjadi dua tabiat. Mereka adalah monofisit (lebih tepat disebut diplofisit, penganut paham bahwa Kristus mempunyai tabiat rangkap, manusiawi-ilahi). Hal ini menyebabkan pertikaian terus-menerus, sebab kaum monofisit Syria didukung oleh uskup-uskup yang menentang Konstantinopel. Pertikaian ini mempunyai dimensi politik yang cukup mencolok.

Sikap kaisar-kaisar tidak selalu sama. Ada yang mencoba membujuk kaum monofisit dengan pernyataan-pernyataan dogmatis yang memperhitungkan keberatan-keberatan mereka. Ada juga yang menolak monofisitisme dengan tegas dan menghambat para penganutnya. Situasi ini sangat mempengaruhi gereja monofisit di Syria. Gereja ini terpaksa menjadi gereja padang gurun, gereja yang hidup secara tersembunyi. Di pihak lain, gereja inilah yang didukung oleh rakyat. Pada abad ke-6 situasi sedikit membaik. Pada waktu itu, berkat dukungan istri kaisar Justinianus, Theodora, kaum monofisit secara faktis dipisahkan dari gereja Konstantinopel (gereja Melkit) dan diberi uskup tersendiri, yaitu Yakub Baradaios. Sejak zaman itu mereka disebut “orang Yakobit”. Gereja Yakobit ada sampai sekarang, dengan nama Gereja Ortodoks Syria, meskipun jumlah anggotanya sangat berkurang. Gereja monofisit terdapat juga di Mesir (Gereja Koptik, dari kata Arab kibt, yang berasal dari kata Yunani aiguptioi, orang-orang Mesir: nama ini diberikan oleh orang Arab kepada gereja nasional di Mesir), di Etiopia dan di Armenia, yang sejak dahulu berhubungan erat dengan gereja di Syria.’

Walaupun Gereja Yakobit didukung oleh penduduk-penduduk asli, gereja itu tidak menjadi gereja nasional, sebab tetap ada kelompok orang Syria asli yang berpegang pada keputusan-keputusan Chalcedon (Melkit).2 Selain itu ada pengikut-pengikut Nestorius, yang juga menolak Chalcedon. Mereka ini terutama terdapat di kota Edessa, tempat Akademi Teologi gereja Syria. Pada mulanya, aliran “Nestorian” ini memang merupakan perkara kaum teolog dan tidak berakar dalam kesalehan rakyat, seperti halnya ajaran monofisit. Beberapa waktu sesudah Konsili Chalcedon, pengikut-pengikut Nestorius diusir dari Edessa, sehingga mereka mencari per-lindungan di Persia, yang berbatasan dengan kekaisaran Romawi. Akademi Teologi di Nisibis, yang telah ditutup setelah kota ini diduduki oleh Persia (363) dan dipindahkan ke Edessa, dibuka kembali dan menjadi pusat teologi Nestorian.

Kisah perkembangan Nestorianisme menjadi ajaran resmi gereja di kerajaan Persia berkaitan dengan sejarah hubungan politis dan militer antara kerajaan itu dengan kekaisaran Romawi. Pada tahun 226, kerajaan Persia, yang selama beberapa abad termasuk wilayah negara Partia, bangkit kembali di bawah pemerintahan kaum raja Sasanid. Kerajaan baru ini menerima agama Zoroaster sebagai agama negara.’ Raja-raja Sasanid menganggap diri sebagai ahli waris kerajaan Persia Kuno, yang telah menguasai seluruh Asia Barat, termasuk juga Asia Kecil dan Mesir. Akibatnya, se-sudah tahun 226 orang-orang Persia melancarkan serangan bertubi-tubi terhadap kekaisaran Romawi. Mereka berhasil merebut daerah Syria Timur, yang penduduknya beragama Kristen. Dalam abad ke-4 orang-orang Kristen ini mengalami penganiayaan berat, karena mereka dicurigai se-bagai kaki tangan musuh, yaitu kaum Romawi yang beragama Kristen itu. Akhirnya, untuk menghindari kecurigaan itu, orang Kristen di negara Persia menerima organisasi tersendiri. Mereka dikepalai seorang patriarkh tersendiri, yang memakai gelar katholikos dan yang berkedudukan di Seleukia-Ktesifon, ibukota Persia (410).

Pada tahun 424 diputuskan untuk memisahkan gereja Persia dari persekutuan gereja Konstantinopel, sehingga Gereja Persia atau Gereja Syria Timur mulai berdiri sendiri. Pada tahun 484 dan lagi pada tahun 485 dan 486 sinode gereja ini memutuskan untuk menerima secara resmi ajaran Nestorian, yang dianut oleh banyak anggota, sehingga gereja Persia menjadi Gereja Nestorian. Perkembangan ini dimungkinkan juga oleh dukungan pemerintah Persia terhadap kaum Nestorian, yang berdasarkan pertimbangan politik, yaitu bahwa ajaran yang ditolak di Byzantium sebaiknya dimajukan di Persia. Di kemudian hari gereja ini dapat mempertahankan diri di bawah kekuasaan Arab dan menjadi pusat pekabaran Injil ke Asia Timur, sampai ke Tiongkok (mungkin juga ke Indonesia))

Jadi, kalau kita bertanya agama Kristen macam apa yang dikenal Muhammad dan yang dijumpai oleh Islam pada zaman permulaan, kita sebenarnya tidak dapat memberi jawaban tunggal. Kekristenan Syria terpecah karena faktor-faktor etnis, sosial dan teologis. Masyarakat Syria pada umumnya terdiri atas penjajah, yaitu orang-orang Yunani, yang berkiblat pada Byzantium, dan yang dijajah, yaitu orang-orang pribumi. Gereja pada khususnya terbagi, karena terdiri atas golongan yang menerima keputusan konsili Chalcedon dan golongan yang menolaknya, atas kelompok monofisit, diofisit (“Ortodoks”) dan Nestorian. Jelas bahwa keadaan ini menjadikan Kekristenan di Syria secara keseluruhan lemah dan terpecah.

Hal itu tampak pada waktu Syria dan Persia diduduki oleh orang-orang Arab. Golongan Melkit kuat secara politik dan dari segi kebudayaan, namun lemah karena tidak berakar dalam masyarakat Syria. Kuasa politik Byzantium terancam oleh Persia dan kemudian dengan mudah dihancurkan oleh orang Arab. Pada waktu tentara Arab masuk, banyak orang Melkit mengungsi ke wilayah Byzantium.

Golongan Yakobit kuat karena dukungan masyarakat, tetapi sekaligus lemah karena rakyat anggotanya selalu dikuasai oleh Byzantium dan kemudian oleh orang Arab. Di bawah Byzantium golongan ini ditindas dan sewaktu-waktu dianiaya. Maklumlah kaum Yakobit menyambut orang Arab sebagai pembebas dari tirani Byzantium dan Gereja Ortodoks Yunani yang menindas mereka sebagai penganut ajaran sesat. Karena banyak orang Kristen Syria asli telah menetap di Arabia Barat Laut (beberapa suku Arab, misalnya Bani Ghasan, telah masuk Kristen) dan karena banyak biara Syria dibangun di padang pasir Arabia Utara, barangkali bentuk agama Kristen inilah yang dikenal Muhammad.

Golongan Nestorian mungkin yang paling kuat. Orang-orang Nestorian berpendidikan dan berkebudayaan tinggi. Organisasi mereka teratur. Etika mereka ketat. Juga dari segi ekonomis, sebagai pedagang-pedagang, mereka kuat. Kekuatan ini dapat dilihat dari usaha-usaha pekabaran Injil yang mulai abad ke-6 mereka lakukan sampai ke ujung-ujung Asia dan yang memuncak pada zaman pemerintahan Arab.

Sejarah Perjumpaan Gereja Dan Islam Oleh Van Den End Th. Dr.

Foto/ Gambar
voa-islam

Kegemukan (Obesitas)
Kegemukan atau obesitas sangat mengganggu penampilan. Lemak tubuh yang berlebihan (melebihi berat badan normal) cenderung mengarah pada masalah kesehaan yang serius. Banyak penyakit yang timbul pada s...MENGENAL ORGAN TUMBUHAN
Sistem perakaran tumbuhan ada dua macam, yaitu sistem akar serabut dan sistem akar tunggang. Pada akar muda, terdapat rambut akar yang berumur relatif pendek, berfungsi memperluas bidang penyerapan ai...Kekuatan Mimpi Individual
Salah satu contohnya adalah mimpi berikut ini. Seorang pemuda bermimpi ia sedang mencari-cari payungnya karena hujan turun dengan deras. Paginya, pada saat ia terjaga, benar-benar sedang turun hujan, ...Dasar-dasar kesehatan seksual
Kesehatan seksual perempuan merupakan aspek penting dari kesehatan perempuan, apakah Anda sedang mencoba untuk mencegah kehamilan dan infeksi seksual menular atau Anda khawatir tentang dorongan seks r...JENIS KELAMIN ANAK BISA DIRENCANAKAN
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam merencanakan jenis kelamin anak. Prinsip tersebut didasarkan pada karakteristik sifat kromosom pada sperma yang membuahi ovum. ...
Artikel Yang Berhubungan Download Disini

belajar affiliate marketing di www.rahasiasuksesclickbank.com

» Link to this page:

» Link to Home Page:

0 Responses: Kedekatan Antara ISLAM dan KRISTEN

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.