PADA ERA MILENIUM INI telah terjadi kemajuan pesat di berbagai bidang kehidupan. Aneka kenyamanan hidup telah tersedia. Sebagai contoh, perhatikan handphone. Sejak keluar pertama kali sampai kini sudah berapa banyak tipe dan pabriknya di dunia? Sangat banyak tentunya. Mengapa hal ini dapat terjadi demikian cepat? Belum puas menikmati satu tipe handphone keluaran terbaru, sudah ada tipe lain yang lebih canggih. Sepertinya tak ada habisnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tak pernah puas dalam meraih yang terbaik. Ada satu sisi yang penting, yaitu untuk mencapai kedudukan terbaik diperlukan sesuatu yang lain di mata pemakai handphone. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas. Pabrik handphone saling berpacu menarik perhatian pasar dengan menampilkan kreativitas terbaru.
Banyak ahli mendefinisikan kreativitas dari berbagai disiplin ilmu, tapi tentu akan lebih baik bila saya menyimpulkan dalam satu kalimat sederhana: Menciptakan sesuatu yang baru sehingga mempunyai nilai lebih dibandingkan sebelumnya. Bila kita renungkan lebih dalam lagi, sebenarnya kreativitaslah yang membedakan manusia yang satu dengan manusia lain. Memang manusia sederajat di mata Tuhan dan yang paling bertakwalah yang paling mulia. Namun dalam hal ini, kita akan membahas konteks kehidupan bermasyarakat.
Dalam struktur tatanan kehidupan bermasyarakat terdapat unsur yang tak mungkin ditiadakan, yaitu struktur organisasi. Bahkan dalam bentuk kehidupan paling sederhana sekali pun seperti lebah, ada pembagian tugas antara lebah pejantan, lebah ratu, dan lebah pekerja.
Pada pola kehidupan budaya tertentu terdapat kasta. Ada kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta tak dapat dilepaskan dari kreativitas. Orang-orang yang sangat kreatif mengelola perdagangan dengan trik-trik baru yang segar dalam berdagang saat itu dikategorikan kasta pedagang. Demikian juga orang-orang yang kreatif dalam membuat strategi perang dikategorikan ksatria dan seterusnya.
Walaupun sistem kasta saat ini telah mulai pudar kecuali pada daerah-daerah dengan budaya tertentu, kita tetap melihat kenyataan ini dalam bentuk lain. Lihat saja struktur organisasi perkantoran. Seorang pegawai yang sangat tak kreatif dalam berkarya lambat laun akan dimutasikan ke bagian yang lebih sesuai dengan kemampuannya. ini berarti ia turun “kasta” yang lebih rendah.
Hal yang mendasar: Dapatkah kreativitas ini dimodifikasi sehingga berubah ke posisi yang lebih baik? Tentu hal ini dapat dilakukan. Terlepas dari kenyataan bahwa daya kreativitas tentu sangat terkait dengan potensi genetik yang diperoleh seseorang dari orangtuanya.
Lingkungan juga mempunyai peranan besar. Tanpa rangsangan yang tepat, kreativitas anak menjadi kurang maksimal. Mengapa tidak maksimal? Karena di masa kini, daya kreativitas tertinggi menjadi acuan kesuksesan.
Pada era masa kini, persaingan demikian hebat. Laju pertambahan jumlah penduduk tak seiring dengan jumlah lapangan kerja. Banyak sarjana dan lulusan S2 yang bersusah payah sekolah bahkan sampai ke luar negeri, tapi setelah pulang tetap saja tak memperoleh pekerjaan yang sesuai harapan. Mengapa hal ini terjadi? Sebenarnya mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Kreativitas adalah pokok masalahnya. Kreativitas membedakan posisi seorang dengan orang lain. Meniru ajaran guru di sekolah mudah dilakukan, tapi menciptakan hal-hal baru yang “berbeda” adalah sesuatu yang tak mudah dilakukan.
Seorang dokter yang kreatif tentu takkan puas dengan ilmu pengetahuan yang itu-itu saja, ia akan berusaha menemukan sesuatu yang baru yang berguna buat orang banyak tanpa keluar dari jalur logika dan ilmu kedokteran. Walaupun seorang ibu rumah tangga hanya dapat menciptakan resep sayur asam lezat yang “berbeda” dari biasanya, ini juga luar biasa karena “ia bukan meniru” melainkan “menciptakan hal baru” dengan berpijak pada temuan sebelumnya.
Kreativitas membedakan “posisi seseorang” dalam strata sosial masyarakat sehingga tak heran bila dalam masyarakat,orang yang sangat kreatif berusaha dijatuhkan, dikucilkan, dan sedapat mungkin karya-karyanya ditenggelamkan oleh orang orang yang ingin menduduki posisi penting, tapi otak kanannya kurang berkembang.
Apa yang harus dilakukan ? Biarkan saja, sebab ada peribahasa yang menyebutkan: Sekalipun mutiara ditaruh dalam lumpur, mutiara itu tetap berkilau.
10 Cara Merevolusi Otak Kanan Anak Oleh dr. Arman Yurisaldi Saleh, Sps
Foto / Gambar
heartframe.wordpress
Dalam bukunya berjudul Frames of Mind (1983) disebutkan bahwa kecerdasan dibagi dalam kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan bermusi...PERBEDAAN ANTARA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar kesepakatan/ perjanjian yang te...Pengertian Organisasi
Suatu struktur organisasi memerinci pembagian aktivitas kerja dan kaitan satu sama lain. Sampai tingkat tertentu, struktur organisasi juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja serta hierar...Kamus Tapsir Mimpi ( Lanjutan )
Pembaptisan: Pada umumnya, pembaptisan merupakan upacara inisiasi yang melambangkan (a) kelahiran kembali dan membersihkan keburukan masa lalu, (b) menggambarkan berakhirnya suatu fase dan di-mula...Memotret untuk Penyuntingan Digital
Untuk mengambil keuntungan dunia fotografi digital yang baru, Anda harus akrab dengan penyunting gambar, seperti Adobe Photoshop Elements seperti dengan kamera Anda sendiri. Pelajari bagaimana penyunt...
Artikel Yang Berhubungan Download Disini
0 Responses: Kreativitas dan Manfaatnya
Posting Komentar