Bagaimana Sukses Sampai menghasilkan Dollar ! Akan Saya Bocorkan Untuk Anda Sekarang !

ADSENSE link unit (728 X 15px) SPACE

Bagaimana Sukses Mendapatkan Penghasilan Tambahan Sebagai Affiliate Marketer Dari Clickbank Dengan Benar Klik Disini

Selasa, 16 Agustus 2011

Islam di Cekoslovakia : Awal Perkembangan Islam

Posted on 15 August 2011.

Islam di Cekoslovakia : Awal Perkembangan Islam

skinheads

Skinhead Day

“Silakan Anda membuat tempat ibadah, tapi jangan ada menara, kubah,dan jangan pula menyebutnya masjid, karena memungkinkan terjadinya aktivitas fundamentalis.” (Radovan Novotny, Sekretaris Dewan Kota Brno,2 Juli 1998) “Saya menandatangani petisi anti-pembangunan masjid, karena tidak ingin kota ini menjadi sasaran serangan Skinhead organisasi neo-Nazi dan merusak perdamaian.” (Vera, seorang warga biasa di Brno)

Di manakah masjid dilarang disebut masjid? Di Brno, kota terbesar kedua Republik Ceko setelah Praha. Jika Anda melintas di Jalan Videnska tepat dijantung Brno pada hari-hari biasa, tidak ada yang istimewa. Kedua sisi jalan dipadati gedung-gedung mewah sekian lantai dengan arsitektur nyaris seragam. Orang-orang lalu lalang di trotoar, dan jalan yang cukup lebar dipadati kendaraan berbagai jenis.

Namun jangan berharap bisa melintas di jalan ini pada Jumat siang. Jalan ditutup di kedua ujungnya. Tepat di tengahnya sekitar 2000 orang berkumpul, membentuk jajaran, dan menghadap ke sebuah bangunan, menunaikan shalat Jumat. Tidak jauh dari tempat itu puluhan polisi berjaga-jaga.

Pemandangan ini mulai muncul sejak 2 Juli 1998, atau ketika bangunan berarsitektur modern yang berfungsi sebagai masjid diresmikan. Jamaah datang dari berbagai sudut Brno, dan sebagian dari kota-kota kecil terdekat. Mereka terdiri dari berbagai etnis; Tatar, Bosniak, warga keturunan Arab dan Turki, Muslim Roma atau Gypsi, dan segelintir penduduk lokal, atau Muslim Ceko.

Hanya di tempat ini Muslim Republik Ceko bisa menunaikan shalat Jumat bersama dalam jumlah besar. Sebelumnya, pra-1998, mereka menunaikan shalat Jumat   atau shalat berjamaah lainnya  di rumah-rumah warga keturunan Arab yang berhalaman cukup luas dan dapat menampung beberapa puluh orang.

Gedung di jl Videnska ini bukan masjid. Tidak ada menara tinggi yang menjadi simbol tempat ibadah umat Islam, kubah, atau kaligrafi Arab hiasan dinding luar dan dalam gedung. Juga tidak ada pengeras suara untuk mengumandangkan azan dan memperbesar suara penceramah. Arsitektur bangunan dibuat sedemikian rupa dengan mengikuti gaya lokal. Namun kalau mau sedikit mencermati bangunan ini, ada yang khas dan membedakannya dengan bangunan lain. Yaitu, sekian banyak jendela bergaya Arab.

Sebagian besar ruang gedung dipergunakan untuk tempat ibadah. Sedikit lainnya dibagi untuk kantor, perpustakaan, dapur, tempat berwudhu dan mandi. Ruang ibadah hampir tidak pernah sepi. Komunitas Muslim yang tinggal tidak jauh dari tempat itu memanfaatkannya sebagai pusat pengajaran Islam bagi anak-anak mereka. Sedangkan pelajar Muslim dari berbagai bangsa menggunakannya sebagai arena pertemuan rutin, dan ruang diskusi.

“Kami terpaksa menyebut gedung ini Islamic Center,meski rencana awalnya adalah pembangunan masjid,” ujar Vladimir Sanka, direktur Yayasan Pembangunan Islamic Center Praha. Sanka tampaknya tidak mempedulikan nama. Baginya, yang terpenting adalah Muslim Ceko — untuk kali pertama dalam sejarah kehadiran mereka di negeri itu — memiliki ruang shalat berjaamaah dalam jumlah besar.

Namun Hani Baloush, ketua Yayasan Islam Brno, mengatakan sebaik-baik tempat untuk shalat adalah masjid. “Kami akan terus berjuang agar pemerintah Republik Ceko mengizinkan kami mengubah bangunan ini menjadi masjid,” katanya. “Haruslah diketahui Ceko dan Slovakia adalah negara di Eropa yang tidak memiliki masjid.”

Sanka dan Baloush benar. Sanka berusaha bersikap moderat, dan cenderung menghindari konflik vertikal dengan pemerintah, serta meminimalkan terjadinya ketegangan horisontal dengan penduduk sekitar. Sedangkan Baloush berpegang pada ajaran fundamental. Ia menginginkan kesamaan hak.

Perbedaan keduanya tidak mengganggu kerukunan Muslim Ceko. Apa yang diperoleh umat Islam di Brno saat ini merupakan hasil perjuangan melelahkan seluruh elemen Muslim.

Perjuangan dimulai sejak kejatuhan komunis di awal 1990-an. Selama lima tahun Muslim di Brno menghimpun sumber daya. Mereka membentuk organisasi, memperkuat strukturnya, dan menjalin lobi intensif dengan lembaga keagamaan lainnya dan pemerintah setempat.

Lima tahun setelah itu, tepatnya pertengahan 1995, Muslim di Brno mengumumkan rencana pembangunan masjid. Lengkap dengan cetak biru desain, dan lokasi yang akan digunakan, yang diserahkan langsung ke dewan kota Brno.

Penduduk Brno, terdiri dari berbagai etnis dan agama,bereaksi. Mereka menentang rencana itu dengan membuat petisi. Ribuan orang menandatangani petisi. “Saya ikut menandatangani petisi karena tidak ingin Brno menjadi sasaran serangan Skinhead — organisasi neo-Nazi,” ujar Vera, seorang penduduk biasa di Brno.

Dewan Kota Brno menolak memberikan izin. Pemerintah pusat di Praha juga bersikap sama. Alasan keduanya; meski konstitusi menjamin kebebasan setiap pemeluk kepercayaan apa pun menjalankan ibadahnya, Islam bukanlah agama yang diakui pemerintah Republik Ceko. Rezim Praha pasca-keruntuhan komunisme hanya mengakui Katolik, Protestan, dan Orthodox sebagai agama.

Selain Islam, Jehovah Witness, dan sekte-sekte kecil sempalan Kristen, tidak terdaftar di kementerian kebudayaan. Mereka sangat kecil dibanding Katolik yang menempati urutan teratas dengan jumlah pengikut 39,2 persen dari 10,2 juta penduduk Ceko. Protestan dan Orthodox masing-masing 4,6 dan 3 persen.

Rincinya, Yahudi dan Muslim hanya berjumlah 15 ribu dan 20 ribu orang saja. Lainnya, sebanyak 39,8 persen mengaku sebagai pewaris ajaran atheis-komunis.

Oktober 1996, hampir seluruh pemeluk Islam di Cekoslovakia – Brno turun ke jalan, memprotes sikap masyarakat dan dewan kota yang tidak mengizinkan membangun masjid. Mereka juga menggunakan kesempatan itu untuk memperlihatkan sosoknya sebagai komunitas Islam non-Fundamentalis.

“Aksi itu amat penting untuk memperlihatkan betapa Islam adalah agama yang toleran,” kata Mohammed Ali Silhavy, ketua Pengurus Pusat Komunitas Islam Ceko. “Mereka yang mengaitkan Islam dengan fundamentalisme, sama sekali tidak mengerti Islam.”

Dewan kota Brno melunak. Mereka mengundang perwakilan Muslim di Brno untuk membicarakan masalah ini.

Hasilnya; “Silakan Anda membangun tempat ibadah, tapi jangan ada menara, kubah, dan jangan menyebutnya masjid, karena memungkinkan terjadinya aktivitas fundamentalis,” kata Radovan Novotny, sekretaris dewan kota Brno.

Mohammed Ali Silhavy, salah satu wakil Muslim dalam perundingan itu, setuju. Ia berjanji akan menyebut tempat itu sebagai Islamic Center.

Masyarakat kota, meski tidak semuanya, perlahan tapi pasti merespon positif keinginan umat Islam di Cekoslovakia. Ini terlihat dari kegagalan kelompok anti-pembangunan masjid mengumpulkan 10 ribu tandatangan. Sesuai UU Ceko, pemerintah akan menjatuhkan sanksi pelarangan terhadap aliran, atau ajaran sesuatu agama, jika terdapat keberatan dari 10 ribu penduduk kota.

Menjelang akhir 1996, Yayasan Islam Brno dan Komunitas Muslim Ceko sepakat menunjuk Vladimir Sanka sebagai ketua Yayasan Pembangunan Masjid. Sanka bekerja cepat, menggali sebanyak mungkin dana dari masyarakat Muslim Ceko dan negara-negara Timur Tengah. Ia berhasil mengumpulkan dana 4,5 juta kron.

Pertengahan 1997 pembangunan dimulai. Pada 2 Juli 1998, Islamic Center pertama di Republik Ceko diresmikan. Upacara peresmian dihadiri semua petinggi berbagai agama di Brno; Christian Pepescu, kepala Gereja Orthodox; Jiri Mikulasek, Uskup Katolik Roma, dan Arnost Neufeld, pemimpin tertinggi komunitas Yahudi.

Islam di Cekoslovakia

“Hari itu amat bersejarah bagi umat Islam di Cekoslovakia,” begitu Silvahy mengenang peristiwa itu. “Saat itu semua pemimpin agama memberikan apresiasinya kepada kami.”

Jiri Mikulasek mengatakan adalah hak setiap pemeluk agama untuk menunaikan ibadah. “Itulah alasan kami menyambut baik hadirnya Islamic Center,” katanya.

Di sekeliling Islamic Center, sikap masyarakat terpecah dua. Sebagian yakin, cepat atau lambat skinhead akan menyerang, melempari, dan mencoret-coret dinding gedung Islamic Center, seperti yang terjadi pada sinagog Yahudi. Sedangkan masyarakat lainnya yakin hal itu tidak akan terjadi sepanjang polisi punya komitmen untuk melindungi.

Zdenek Lubas, kepala polisi Brno, mengatakan pihaknya kini harus mengintensifkan patroli di Jl Videnska untuk menghindari serangan skinhead. “Kami akan terus hadir di sini sampai terdapat jaminan skinhead tidak mengganggu,” ujar Lubas seperti dikutip Michelle Legge dari surat kabar PraguePost edisi 16 Juli 1998.

Kini, lebih dua tahun setelah peristiwa itu, hampir tidak terdengar kehadiran skinhead. Ketakutan masyarakat perlahan-lahan sirna. Polisi tidak lagi berjaga-jaga setiap hari, tapi hanya pada saat umat Islam Brno menunaikan shalat Jumat.

Sukses ini memicu keinginan Muslim Ceko di sejumlah kota lainnya untuk menempuh cara yang sama. Dalam e-mailnya seorang pelajar Muslim di Brno mengatakan komunitas pemeluk Islam di Praha kini sedang merancang pembangunan masjid. Sedangkan di Teplice, kota kecil di sebelah barat Brno, masyarakat Muslim masih harus berjuang melunakkan penduduk kota yang menentang keinginan mereka.

Putaka – Islam di Cekoslovakia : Awal Perkembangan Islam
Denyut Islam di Eropa Oleh Teguh Setiawan,Kumpulan Tulisan Republika,Sri Budi Eko Wardani

PEMBENTUKAN LEMBAGA KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM MODERN
Pesatnya pertumbuhan bank-bank Islam telah mengilhami bank- bank konvensional untuk meniru dan menawarkan produk-produk bank Islam. Alasan mereka ikut menawarkan produk bank Islam semata-mata bersifat...Al-Kindi
Al-Kindi merupakan seorang ilmuwan yang menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti kimia, geometri, filsafat, astrologi, arsitektur, sampai musik, selain sebagai ulama yang terkenal. Dia berj...Kunjungan Orang-orang EROPA Ke Mekkah dan Madinah ( Bagian 7 )
Pada 49 SM, melalui buku sejarah dan geografinya, Bibliotheca Historica, Diodorus menjadi orang pertama yang menuturkan bahwa di tepi Laut Merah sebelah timur terdapat sejumlah kecil pelabuhan dan kot...MOHAMMAD NATSIR
Pada tahun 1923, Natsir lulus dari HIS. Ia lalu pergi ke kota Padang dan melanjutkan ke MULO (Midlebare Uitgebreid Larger Onderwys). Untuk menjadi pelajar di MULO, di masa itu, sedikitnya harus memenu...SYEKH AHMAD MUHAMMAD SOORKATI AL-ANSARI
Mengajar dengan penuh ketulusan. Sebagai seorang muslim, ia memandang umat manusia sama, yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaannya pada Allah semata....
Artikel Yang Berhubungan Download Disini

belajar affiliate marketing di www.rahasiasuksesclickbank.com

» Link to this page:

» Link to Home Page:

0 Responses: Islam di Cekoslovakia : Awal Perkembangan Islam

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.